Jakarta, 17/07/2013 MoF (Fiscal) News - Indonesia akan memasuki situasi ekonomi yang tidak ringan pada tahun 2014, sehingga pemerintah harus segera mengantisipasi kondisi tersebut. Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Senin (16/7).
Hal tersebut ia sampaikan mengingat kondisi perekonomian dunia yang masih belum membaik seperti yang diharapkan. "Itu (perekonomian dunia) memiliki implikasi kepada negara lain, termasuk Indonesia, yang memiliki hubungan perdagangan yang cukup tinggi. Artinya, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2013 harus benar-benar tepat sasaran, tepat alokasi dan anggaran, serta sesuai dengan agenda yang diprioritaskan" kata presiden.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi global saat ini diperkirakan mengalami penurunan. China, misalnya, yang selama ini selalu tumbuh di atas 10 persen, saat ini tumbuh sekitar 7 persen. "Dan jangan lupa, melihat dunia seperti ini harus ada anggaran untuk berjaga-jaga sekaligus untuk social safety net," jelasnya.
Terlebih, dengan adanya dampak kenaikan harga bahan bakar Minyak (BBM) yang masih akan dirasakan masyarakat hingga 2014, presiden menginstruksikan pemerintah untuk meningkatkan transportasi publik, melakukan penghematan dalam penggunaan BBM dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Dengan kondisi seperti tersebut di atas, lanjutnya, ada dukungan kebijakan lainnya. "Dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga akan masih dirasakan pada tahun 2014. Perhatikan betul alokasi yang cukup untuk peningkatan transportasi publik. Kalau kita harus berhemat menggunakan BBM dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, maka tersedialah kemudahan yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya. Selain itu, Presiden juga menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap anggaran untuk infrastruktur dasar dan pelayanan publik.(ak)